dteksinews,Morowali-Sebuah momen bersejarah kembali tercatat dalam perjalanan hidup Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf. Pada Sabtu (20/9/2025), di Keraton Surakarta Hadiningrat, Iksan resmi dianugerahi gelar kebangsawanan Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Iksan Darmodipuro.
Gelar ini bukan sekadar simbol, melainkan pengakuan atas prestasi, kepemimpinan, serta kontribusi seseorang dalam bidang sosial dan budaya. Secara harfiah, Kanjeng menandakan status kebangsawanan yang tinggi, Raden merujuk pada gelar kebangsawanan Jawa, Tumenggung menggambarkan jabatan strategis tertentu, sementara Darmodipuro dalam bahasa Sanskerta berarti “benteng kebaikan.”
Penganugerahan gelar tersebut merupakan hak prerogatif keraton setelah melalui proses seleksi ketat, termasuk mempertimbangkan latar belakang keturunan, kepemimpinan, serta rekam jejak pengabdian.
*Jejak Keturunan Bangsawan*
Jika ditelusuri, Bupati Iksan memang berasal dari garis keturunan bangsawan Kerajaan Bungku. Hal ini tercatat dalam manuskrip silsilah yang disusun oleh Bestuur Asisten Hasan Komendangi pada 1937 di masa Peapua Abdul Razak.
Silsilah tersebut menyebutkan bahwa leluhur Iksan merupakan keturunan Peapua Lambodja, Raja Bungku, dan garis keturunannya berlanjut hingga ke Kaicil Abdul Hamid yang menjabat sebagai Djogugu pada masa Peapua Abdul Wahab. Dari jalur ini, lahir generasi penerus yang akhirnya menurunkan Abdul Ra’uf, H. Baharudin Rauf, hingga ke Bupati Iksan Baharudin Abdul Rauf hari ini.
Dengan demikian, secara garis keturunan, Bupati Iksan telah memiliki darah bangsawan sebelum penganugerahan gelar dari Keraton Surakarta. Namun, makna gelar kebangsawanan tidak semata ditentukan oleh darah, melainkan juga oleh karakter, keteladanan, dan kontribusi bagi masyarakat.
*Filosofi Gelar*
Gelar “Darmodipuro” yang berarti benteng kebaikan dianggap sejalan dengan nama Iksan dalam ajaran Islam yang bermakna tingkatan tertinggi ibadah setelah iman dan Islam. Hal ini memperkuat pesan bahwa gelar sejati tidak hanya diwarisi, tetapi juga diwujudkan melalui amal, kepemimpinan yang amanah, dan keistiqamahan iman.
Sumber: Yasher Sakita