Ketua GRD KK- Morowali Amrin(foto: ist)
dteksinews, Morowali-Ketua Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten Morowali (GRD KK-MOROWALI) Mengecam Keras Sikap kepala Dinas (KADIS) Pendidikan dan Kebudayaan (DISDIKBUD) Kabupaten Morowali, dalam merespon Aksi Demonstrasi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Morowali pada hari jum’at 19 september 2025.
Kadis telah menantang hak konstitusional Warga Negara Indonesia (WNI) dalam menyampaikan pendapat di muka umum Aksi dan dialog yang tidak kondusif berlangsung di depan kantor Disdikbud Morowali, pada hari jum’at 19 September 2025, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali. Sabtu/20/9/2025.kata Amrin
“respon kadis kepada masa aksi yang sengaja membatasi ruang dialog dengan menayakan status mahasiswa kepada seluruh kawan-kawan masa aksi sehingga saya sebagai korlap menayakan balik lalu kalau bukan mahasiswa tidak boleh menyuarakan aspirasi di dinas pendidikan hal inilah menjadi awal dari dialog yang tadinya kondusif berubah” ucap Amrin
Kordinator lapangan, Amrin yang juga sebagai Ketua GRD KK-MOROWALI, menyampaikan sikap yang diperlihatkan kadis sangat tidak mendidik dan tidak layak untuk menduduki posisi sebagai kepala dinas pendidikan. sebab sikap menangapi aksi diperlihatkan dengan respon arogan dan menutup ruang demokrasi hingga pembungkaman demokrasi dilakukan bahkan berani menantang hak konstitusional.
“sebelum kami dipersilahkan bicara kami sudah koperatif kami mengindahkn bertemu dan dialog dengan kadis karena kami ditemui diluar ruangan, tetapi dibalik hal tersebut teryata kadis pendidikan menunjukan respon yang diluar ekspetasi seluruh kawan masa Aksi”ujar Amrin.
Amrin juga menyampaikan, bahwa kami bukan mahasiswa apakah ada masalah jika kami menyuarakan kepedulian pendidikan morowali. hal inilah yang membuat kawan kawan kecewa karena respon arogan ini jelas. jika kadis tidak ingin dialog dengan kawan kawan selain mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi. masa aksi memilih untuk tidak lanjutkan dialog karena sikap arogan kadis pendidikan tersebut. ahirnya kawan-kawan memilih lanjutkan aksi sampai Sekretaris Daerah (sekda) hadir langsung menemui masa aksi dan membuka ruang dialog. Sikap kadis pendidikan inilah yang juga menjadi salah satu point akan kami diskusikan panjang dalam tuntutan tetapi dialog belum berjalan kadis sudah memperlihatkan sikap aroganya.
“Kadis Disdikbud yang telah melontarkan statmen seperti itu jelas telah mengkotak-kotakkan sektor disetiap yang ingin menyuarakan kebenaran dan menuntut hak. sementara permasalah yang kami bawa terkait tupoksi Disdikbud itu sendiri dan statment kadis telah membagun kegaduhan”ungkap Amrin.
Amrin Juga menegaskan, bahwa Kadis Disdikbud Morowali sengaja untuk menutup ruang demokrasi yang seharusnya menjadi ruang untuk semua suara bisa didengarkan. sikap ini juga menunjukan bentuk pelecehan terhadap prinsip demokrasi serta mencerminkan wajah otoriter seorang pemimpin. ironisnya hal ini dilakukan oleh kadis Disdikbud Morowali. tindakan kadis ini telah menantang hak konstitusional dalam menyampaikan pendapat baik lisan ataupun tulisan sementara ini semua adalah hak konstitusional Warga Negara Indonesia (WNI) tak ada masalah baik mahasiswa ataupun bukan mahasiswa.
Terakhir, Amrin Menegaskan kepada seluruh Kader GRD KK-MOROWALI untuk bersiap melakukan aksi Demosntrasi dan pendudukan dikantor Disdikbud Morowali dan mengundang seluruh kawan-kawan untuk bersolidaritas. karena kadis tidak hanya arogan atau membungkam dmeokrasi melainkan telah menantang hak konstitusional kita semua. kami juga menantang kadis pendidikan untuk membuktikan apa pelangaran ketika aksi itu dilakukan oleh yang bukan Mahasiswa.
Jadi untuk seluruh kawan-kawan mahasiswa Morowali dan seluruh organ pemuda dan serikat ayo bergerak bersama kita selamatkan pendidikan kita selamatkan Demokrasi jagan dibajak oleh penguasa yang semena mena dan Anti Kritik.tandas Amrin,(rilis/PRI)