Scroll untuk baca artikel
Example 325x325
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaDaerahPemerintahPeristiwa

Morowali elit, tapi Listrik Sulit

533
×

Morowali elit, tapi Listrik Sulit

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

dteksinews, Morowali- Forum Witaponda-Bumiraya Bersatu,melakukan aksi demonstrasi dan audiensi pada tanggal 20 Mei 2024 di Kantor Kecamatan Witaponda. Aksi protes tersebut dilakukan karena tidak stabilnya listrik di dua Kecamatan yakni Witaponda dan Bumi Raya, kabupaten Morowali.

“Listrik yang mati tiba-tiba tanpa pemberitahuan dan bahkan waktu mati lebih lama daripada menyalanya, sangat merugikan masyarakat Witaponda dan Bumi Raya!” ,Tutur Dedi dalam orasinya.

Example 300x600

“Morowali yang konon katanya kaya dan elit banyak tambang, faktanya masih terdapat dua kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua setelah Bahodopi yang rutin mati lampu. Bahkan jargon daerah penyedia nikel terbesar dunia untuk bahan baterai listrik, ironisnya malah kesulitan listrik!”, ungkap Ristan Korlap aksi dari Bumi Raya.

Aksi dilanjutkan dengan menutup jalan Trans Sulawesi di depan Kantor Kecamatan Witaponda disertai pembakaran ban yang menyebabkan macet dan lalu lintas dialihkan.

Hisam dari Staf Ahli PJ Bupati mengatakan bahwa salah satu sebab menurunnya tegangan listrik dan terjadi pemadaman karena keberadaan industri sawit seperti PT. Tamaco dan PT. ANA, yang mendapat aliran listrik dari PLN Kolonodale. “Padahal peruntukan listrik tersebut seharusnya hanya untuk rumah tangga dan bisnis usaha masyarakat, bukan untuk industri, tapi kenapa ada aliran listrik untuk industri hingga 500kv?!”, ujarnya.

” Peralatan rumah tangga, barang-barang elektronik, rusak semua tapi tak pernah kami mendapatkan kejelasan soal ganti rugi yang merupakan haknya konsumen pelanggan listrik. Bahkan sering kami bertengkar dengan suami hanya karena persoalan yang disebabkan rusaknya alat-alat rumah tangga, jadi bagaimana itu pertanggungjawabannya?!”, curhat seorang ibu rumah tangga.

Ketika waktu menunjukkan pukul 11.00 WITA, peserta aksi dan perwakilan dari PLN, Pemda, juga Pemerintah Kecamatan memasuki gedung STQ. Di sana dilakukan audiensi, tanya jawab masyarakat dengan perwakilan-perwakilan yang ada minus anggota DPRD yang tak seorangpun hadir walaupun undangan sudah dilayangkan.

Pada saat audiensi, masyarakat minta agar tuntutannya dijawab oleh Pemda dan PLN dengan solusi konkrit, bukan normatif. “Apabila solusi konkrit yang kami tuntut tidak diindahkan, diremehkan atau tak dianggap serius, kami akan kembali melakukan aksi yang lebih besar dan akan tutup jalan sampai tak bisa lagi diakses! Sudah cukup kami dijanji dan diiming-imingi, sedangkan yang kami butuhkan langkah nyata mitigasi darurat listrik untuk 3-6 bulan ke depan, sebelum program pengadaan penambahan daya listrik atau Sutet tersambung!”, tegas H. Jhoni Gozal alias Haji Piala!

Pada akhirnya disepakatilah beberapa poin tuntutan yang ditandatangani oleh seluruh pihak dengan disaksikan oleh masyarakat. Tentu saja semua harus dibuktikan dalam beberapa hari ke depan, apakah Morowali benar-benar sudah jadi elit, atau masih tetap saja listrik sulit.(Red/*)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *