dteksinews, Morowali-Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu pusat industri ekstraktif berbasis nikel yang berkembang pesat di Indonesia. Nikel saat ini menjadi komoditas strategis dunia karena menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik, yang menjadi pilar penting dalam transisi menuju energi bersih global. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia menempati posisi strategis dalam rantai pasok industri energi masa depan. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), kehadiran PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), anggota grup Mining Industry (MIND ID) melalui proyek pengembangannya Indonesia Growth Project (IGP) Morowali memiliki peran penting dalam memperkuat rantai pasok nikel nasional, sekaligus memastikan pengelolaan sumber daya alam dilakukan secara bertanggung jawab, transparan, dan berkelanjutan.
Aktivitas produksi dan penjualan bijih nikel (ore) yang dilakukan di wilayah Kabupaten Morowali tidak hanya menopang agenda industrialisasi nasional, tetapi juga menjadi penggerak kontribusi ekonomi daerah. Langkah ini mempertegas komitmen PT Vale untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, khususnya di 13 desa binaan yang berada di Kecamatan Bahodopi dan Bungku Timur.
Seluruh kegiatan operasional PT Vale dijalankan dengan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik (good governance) dan kepatuhan terhadap seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), PT Vale senantiasa memenuhi kewajibannya dengan melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), royalti dan pajak-pajak lainnya sebagai kontribusi terhadap penerimaan negara. Melalui mekanisme revenue sharing yang diatur pemerintah pusat, sebagian pendapatan tersebut dialokasikan kembali kepada daerah penghasil, termasuk Pemerintah Kabupaten Morowali, dalam bentuk Dana Bagi Hasil (DBH) sektor pertambangan mineral.
Kontribusi PT Vale terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali sejak tahun 2023 hingga September 2025 telah mencapai Rp. 43 miliar. Tren ini meningkat sejak penjualan bijih nikel dari Kabupaten Morowali pada semester II tahun 2025 dimana royalti yang telah dibayarkan oleh PT Vale kepada Pemerintah Republik Indonesia adalah sebesar Rp. 84 miliar, yang tentunya pendapatan ini diharapkan terus meningkat. Hal ini mencerminkan fungsi dan peran langsung proyek strategis PT Vale dalam memperkuat pondasi fiskal daerah, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
“Kami memahami dan menghargai kekhawatiran masyarakat Bahomotefe terkait fee bagi hasil penjualan ore. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Undang-undang Mineral dan Batubara, PT Vale sebagai pemegang IUPK, memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran bagi hasil dari keuntungan bersih perusahaan tiap tahunnya. Adapun pembayaran bagi hasil tersebut selanjutnya dilakukan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan persentase yang telah diatur berdasarkan Peraturan”, jelas Wafir, Head of Bahodopi Project IGP Morowali.
“Setiap ton ore yang diproduksi dan dijual di wilayah Morowali bukan hanya mencerminkan keberlangsungan bisnis perusahaan, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi nyata bagi peningkatan pendapatan daerah, kami memastikan agar manfaat ekonomi dari kehadiran proyek ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Morowali.” tambah Wafir.
Selain kontribusi fiskal, PT Vale juga berkomitmen untuk memastikan manfaat ekonomi proyek dirasakan secara nyata oleh masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan dan pembangunan sosial dengan terus memperkuat Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dijalankan selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali. Program ini mencakup dukungan pendidikan, kesehatan, pelatihan keterampilan, pengembangan ekonomi lokal dan pembangunan infrastruktur desa di wilayah lingkar tambang termasuk Desa Bahomotefe. Tercatat sejak tahun 2015 hingga Kuartal IV 2025, PT Vale telah menggelontorkan dana PPM mencapai sebesar Rp. 70 miliar yang tersebar di seluruh desa-desa binaan sebagai bukti komitmen investasi sosialnya.
“Keberhasilan industri pertambangan tidak hanya diukur dari hasil produksi, tetapi dari sejauh mana kehadirannya mampu membuka peluang dan menghadirkan perubahan positif bagi masyarakat sekitar,” tegas Wafir.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, PT Vale senantiasa berkomitmen untuk terus memperkuat kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan, memastikan bahwa setiap langkah pembangunan sejalan dengan tujuan nasional dalam mewujudkan hilirisasi nikel yang berdaya saing dan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat Morowali dan Indonesia.(*/dteksinews)