dteksinews, Morowali-Sudah menjadi tradisi warga Bungku turun menurun, pada setiap memasuki bulan suci Romadhon khususnya kalangan anak muda-mudi dan remaja di Kota Bungku memainkan tradisi Ndengu- ndengu.
Tradisi Ndengo- ndengu merupakan kebiasaan warga memainkan alat musik tradisional seperti gendang, dan beberapa alat musik tradisional lainnya, ini sudah mentrandisi bagi warga Bungku Morowali Sulawesi Tengah.
Dimainkan di sebuah menara yang terbuat dari tiang bambu dengan peratapan rumbia atau seng, dan beralaskan bambu atau papan, dengan ketinggian mencapai 10 meter hingga 20 meter.
Ini sudah menjadi tradisi kami sebagai orang Bungku, setiap bulan puasa selalu kami mainkan Kata Ardiansyah 30 tahun salah satu remaja Kelurahan Matano kepada media ini.Selasa (27/2/2024) sore.
Menurut Ardiansyah, dahulu Ndengu- ndengu ini dimainkan saat salat tarawih selesai dilaksanakan di masjid komandang dan saat menjelang sahur atau membangunkan warga untuk sahur. Ndengo-ndengo dibangun di sekitar halaman masjid atau berada di seputar masjid.
Untuk melestarikan tradisi di Bungku, maka pemerintah daerah(Pemda) Kabupaten Morowali Memberikan penilaian terhadap setiap dinding, hasil penilaian akan diumumkan sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.katanya.
Lanjutnya, Tradisi Ndengu- ndengu sudah sejak lamai dilakukan nenek moyang kita warga bungku.
Kemudian Ndengu- ndengu yang kita sementara bangun tinggi sekitar 30 meter, dengang menghabiskan dana sekitar Rp.1.500.000, dari mulai beli bambu, papan kayu, atap dan hiasan lampu.
Setelah selesai dikerjakan Ndengu- ndengu ini, kita naik alat musik, kendang, kulintang, cacak, gong.
Pembuatan Ndengu- ndengu ini atas inisiatif dari anak- anak muda di Kelurahan Matano, dan dana yang kita gunakan, dana dari iuran warga setempat serta pekerjaan Ndengo- ndengo kita melibatkan anak- anak muda sebanyak 15 orang.
Untuk itu harapnya setelah jadi Ndengu- ndengu ini bisa mendapat penilain terbaik nantinya dari Pemda Morowali dan menjadi juara 1.Harapnya.(Red).